A.
PENCEGAHAN
DINI KANKER RAHIM
1.
Pengertian
Kanker
rahim adalah pembunuh nomor satu yang kerap mengintai korbanya, kaum
wanita. Umumnya hampir semua jenis penyakit kanker rahim sulit terdeteksi pada
stadium awal. Penyakit ini menyerang leher rahim, saluran rahim, bagian dalam
rahim, dan bisa juga di luar rahim atau kandungan. Penyakit ini baru disadari
atau dirasakan oleh penderita setelah muncul gejala gejala kanker atau tanda
tanda berupa benjolan yang relatif besar yaitu 2-3 cm, terasa mengganjal dan
mulai teraba oleh tangan. Penyakit kenker rahim, hingga saat ini, masih menduduki
peringkat atas sebagai pembawa kematian bagi kaum hawa. Kanker rahim adalah
tumor ganans pada lapisan rahim(endometrium). Kanker rahim biasanya terjadi
setelah masa menepouse dan sering menyerangwanita yang berusia 50-60 tahun.
Kanker rahim dapat menyebar keberbagai bagian tubuh seperti indung telur,
saluran telur, dan sistem getah bening. Penyebab yang pasti tentang kanker
rahim belum diketahui,tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan
kadar estrogen,salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. (seri IPA biologi , deswati
furqonita,s.si., m.biomed; 43)
Wanita
yang menderita kanker rahim,tampaknya memiliki faktor resiko tretentu. Faktor
resiko adalah faktor yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk
menderita suatu penyakit. Beberapa faktor resiko pada kanker rahim antara lain
usia,obesitas,diabetes militus, hipertensi,atau kemandulan. (seri IPA biologi ,
deswati furqonita,s.si., m.biomed; 43).
Gejala
dari kanker rahim antara lain pendarahan rahim yang abnormal,siklus menstruasi
yang abnormal,nyeri perut bagian bawah atau keram panggul,nyeri atau kesulitan
ketika buang air kecil dan nyeri ketika berhubungan seksual. Wanita yang
memiliki faktor resiko kanker rahim
sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul,papsmear, dan biopsi
endometrium.(seri IPA biologi , deswati furqonita,s.si., m.biomed; 43)
2.
Cara
mencegah kanker rahim
1. Jauhi kegiatan merokok
Menjauhi kegiatan
merokok sangatlah penting bagi kaum wanita, terutama bagi mereka yang merokok.
Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan merokok bukan saja dapat menyebabkan
terjadinya penyakit paru paru dan jantung, tetapi kadar nikotin yang terdapat
dalam rokok juga dapat mengakibatkan kanker serviks (kanker leher rahim). Hal
itu terjadi karena nikotin yang masuk ke dalam tubuh akan menempel pada semua
selaput lendir sehingga sel sel darah dalam tubuh bereaksi atau terangsang,
baik pada mukosa tenggorokan, paru paru juga serviks.
2. Hindari
mencuci vagina dengan antiseptik
Banyak wanita mencuci
vagina dengan antiseptik dengan alasan kesehatan. Padahal kebiasaan tersebut
dapat menimbulkan kanker serviks, baik dengan obat pencuci vagina yang berupa
antiseptik maupun deodoran. Mencuci vagina dengan antiseptik justru dapat
menyebabkan iritasi pada leher rahim.iritasi yang berlebihan dan terlalu sering
akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya menjadi kanker. Oleh
karena itu, pencucian wagina dengan bahan bahan kimia sebaiknya tidak dilakukan
secara rutin, kecuali jika ada indikasi, misalnya jika ada infeksi yang memang
memerlukan pencucian dengan zat zat kimia. Penanganan infeksi itu pun harus
dilakukan dengan saran dokter.
Jadi, jangan membeli
obat obat pencuci vagina dengan sembarangan. Selain menimbulkan iritasi, obat
pencuci tersebut umumnya akan menbunuh kuman kuman, termasuk kuman basillus
doderlain yang terdapat di vagina, yang berfungsi memproduksi asam laktat untuk
memperthankan PH vagina. Jika kuman kuman ini mati, maka penyakit penyakit lain
justru dapat muncul dengan mudah.
3. Hindari
menaburi bedak Talk pada vagina
Sering kali, saat
daerah vagina mengalami gatal atau merah merah, banyak wanita menaburkan bedak
talk di sekitar vagina. Padahal, perbuatan tersebut berbahaya.pada wanita
berusia subur, menaburkan bedak talk pada wanita dapat memicu terjadinya kanker
indung telur (ovarium)
4. Lakukan
diet rendah lemak
Penting diketahui,
timbulnya kanker berkaitan erat dengan pola makan. Wanita yang banyak
mengkonsumsi lemak memiliki resiko yang lebih besar terkena kanker endometrium
(badan rahim). Lemak memproduksi hormon estrogen, sementara endometrium yang
sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker. Oleh karena
itu, untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindarilah
mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. Makanlah makanan yang sehat dan segar dan
jagalah agar berat badan anda ideal, tidak terlalu gemuk, karena kanker
endometrium banyak diderita oleh wanita yang bertubuh terlalu gemuk.
5. Penuhi
kebutuhan vitamin C (buah dan sayur sayuran)
Selain pola hidup yang
terlalu banyak mengkonsumsi “makanan berlemak tinggi”, wanita yang kekurangan
zat zat lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asam volat, dapat terserang
kanker serviks. Oleh karena itu, jika tubuh kekurangan zat zat gizi tersebut,
maka rangsangan sel sel mukosa lebih mudah menimbulkan kanker. Beta karoten
banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat pada buah buahan berwarna
oranye, sedangkan asam volat terdapat dalam makanan hasil laut.
6. Hindari
hubungan seks terlalu dini
Idealnya, hubungan seks
dilakukan setelah wanita sudah memasuki usia matang. Ukuran kematangan seorang
wanita bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum, tetapi juga
bergantung pada kematangan sel sel mukosa, yang terdapat pada selaput kulit bagian
dalam rongga tubuh. Umumnya, sel sel mukosa baru matang setelah wanita berusia
20 tahun. Oleh karena itu, wanita yang sudah melakuka hubungan seksual sejak
usia remaja mudah terkena kanker rahim.
7. Hindari
berganti ganti pasangan seks
Penyebab lain dari kanker
rahim adalah kebiasaan berganti ganti pasangan seks. Kebiasaan tersebut dapat
menyebabkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya adalah penyakit karena
virus Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel sel di permukaan
mukosa sehingga membelah menjadi banyak.
8. Terlambat
menikah
Kaum wanita yang
terlambat menikah juga berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium.
Hal tersebut disebabkan wanita ini akan terus menerus mengalami ovulasi tanpa
jeda sehingga rangsangan terhadap endometrium pun terjadi secara terus menerus.
Akibatnya, sel sel pada endometrium berubah sifat menjadi kanker.
Resiko yang sama pun
akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau mempunyai anak karena ovulasi
terjadi secara terus menerus. Bila menstruasi pertama terjadi di bawah usia 12
tahun, maka paparan ovulasinya semakin panjang. Hal itu mengakibatkan
kemungkinan terkena kanker ovarium akan semakin besar.
Salah satu upaya
pencegahan terkena kanker rahim adalah dengan menikah dan hamil. Mengkonsumsi
pil KB juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Penggunaan pil KB
akan mempersempit terjadinya ovulasi. Jika seorang wanita sejak usia 15 tahun
hingga 45 tahun mengalami ovulasi terus menerus, kemudian melakukan program KB
selama 10 tahun, maka masa ovulasinya lebih pendek dibandingkan jika terus
menerus mengalami masa menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan pil
KB sebagai alat kontrasepsi dapat menurunkan timbulnya kanker ovarium sampai
50%.
9. Penggunaan
estrogen
Resiko yang sama juga
terjadi pada wanita yang terlambat mengalami menopause. Karena rangsangan
terhadap endometrium lebih lama.maka endometrium akan lebih sering terpapar
estrogen. Kondisi tersebut sangat memungkinkan terjadinya kanker. Wanita yang
banyak memakai estrogen tanpa terkontrol sangat beresiko terkena penyakit
kanker rahim.
Banyak wanita menopause
mengguanakan estrogen untuk mencegah terjadinya osteoporosis dan serangan
jantung. Padahal, pemakaian estrogen dapat mengakibatkan semakin menebalnya
dinding endometrium dan merangsang sel sel endometrium sehingga berubah sifat
menjadi kanker. Oleh karena itu, penggunaan estrogen harus dilakukan atas
pengawasan dokter agar zat antinya pun juga diberikan sehingga sel sel
endometrium tidak berkembang menjadi kanker.
10. Rajin
berolah raga
11. Hindari
kebiasaan mengkonsumsi menu junk food
12. Perbanyak
mengkonsumsi makanan berserat
13. Kurangi
konsumsi makanan yang diawetkan(diasinkan,dibakar,diasap, atau mengandung
pengawat) atau disimpan terlalu lama
14. Upayakan
kehidupan seimbang dan hindari stres
15. Rajin
memeriksakan kesehatan secara teratur dan berkala
(Setiati,Eni.Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.Yogyakarta:Penerbit
Andi. Hal 17-21)
1.
Jenis
kanker rahim
Tiga
jenis kanker rahim
1. Kanker
leher rahim atau kanker serviks
Berdasarkan
data statistik di indonesia, kanker leher rahim atau karker serviks adalah
kanker yang dialami wanita dan jumlah penderitanya cukup yinggi. Timbulnya
kanker ini karena kaum wanita engganmelakukan pemerikasaan pap smear.
2. Kanker
rahim atau kanker endometrium
Penyakit
ini paling sering dialami oleh wanita berusia 50-60 tahun. Kanker ini semakin
banyak jumlahnya karena banyak wanita berusia lanjut.
3. Kanker
indung telur atau kanker ovarium
Sama
seperti kanker kandungan lainnya, gejala gejala kanker ovarium pun susah untuk
dideteksi sejak dini. Bahkan, banyak wanita mengabaikannya karena gejala
tersebut mungkin samar samar dan mirip dengan gejala rutin yang terjadi pada
pramenstruasi.
(Setiati,Eni.Waspadai
4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.Yogyakarta:Penerbit Andi. Hal 21-31).
4.
Gejala-gejala
kanker rahim
Berbeda
dengan gejala khas pada kanker serviks yaitu adanya kontak berdarah pada saat
melakukan hubungan seksual,keluhan utama pada jenis kanker rahim adalah
terjadinya pendarahan pascamonopause. Artinya, pendarahn terjadi kembali
setelah mati haid. Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti. Ada
beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kanker rahim terjadi akibat
ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan terjadinya tumor ganas pada lapisan
dalam rahim. faktor resiko timbulnya kanker rahim Umumnya wanita terserang kan
ker rahim karena memiliki faktor resiko. Berdasarkan penelitian para ahli menyimpulkan
bahwa faktor resiko timbulnya kanker rahim wanita seperti berikut ;
a) Wanita
berumur 50 tahun ke atas atau menpouse setelah umur 50 tahun.
b) Wanita
mengkonsumsi astrogen dosis tinggi dalam janggka waktu yang lama
c) Wanita
kelebihan berat badan ( obesitas)
d) Wanita menderita kencing manis ( diabetes)
atau hipertensi
e) Wanita
mengalami menstruasi sebelum umur 12 tahun
f) Wanita
tidak memiliki anak ( mandul)
g) Wanita
terkena penyakit ovarium volikista
(kanker pada wanita ,lina mardiana
halaman : 24-26 penerbit penebar swadaya)
Adapun
gejala yang dapat diamati dari adanya kanker rahim:
a. Haid
tidak normal dan dalam jumlah bnyak
b. Terjadi
perdarahan rahim yang abnormal,seperti perdarahan diantar 2 skus menstruasi
c. Terjadi
perdarahan yang lama pada vagina,terutama pada wnita umur lebih dari 40 tahun
dan wanita menopause
d. Sering
timbul rasa nyeri perut bagian bawah atau keram panggul
e. Keluar
cairan putih encer dan jernih
f. Sakit
pada saaat melakukan hubunga seksual
g. Sakit
pada saat buang air kecil
(kanker pada wanita ,lina mardiana.
halaman : 24-26 penerbit penebar swadaya)
Hingga saat ini, belum ada metode
skrining yang ideal untuk mendeteksi secara dini adanya kanker rahim. Namun
demikian, upaya pencegahan dapat dilakukan terhadapa wanita yang beresiko
terkena kanker rahim dengan cara melakukan pemeriksaan berikut :
1. Aspirase
kuretase kavum uteri, yaitu pemeriksaan
sitologik(patologi anatomi). Sementara itu untuk menghindari terjadinya
resiko penyakit kanker rahim anda dapat mengatasi faktor-faktor pemicunya.
2. Mengobati
obesitasnya
3. Memilih
pil KB kombinasi dan melakukan pengawasan pemberian pengobatan hormon estrogen.
4. Melakukan
aspirasi kuretase pada wanita monopause yang gemuk dengan riwayat keluarga
kanker rahim dan payudara. Wanita monopause pada usia lebih dari 52 tahun. Pada
perempuan premenopause dengan siklus anovulatoar yang lama.
Pemeriksaan
secara dini juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi demi menghindari
terjadinya kanker rahim. Wanita yang memiliki resiko sebaikanya melakukan
pemeriksaan secra dini dan teratur. Ini dimaksukan untuk mencegah timbulnya
kanker rahim. Pemeriksaaan dapat dilakukan pada dokter ahli seperti pemeriksaan
panggul,papsmear dan USG trans vagina. Pemeriksaan lanjutan tersebut untuk
menentukan stadium dan penyebaran kanker. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
antara lain pemeriksaaan darah lengakap, pemeriksaan air kemih, CT scan tulang
dan hati, sigmoidoskopi, kolonoskopi,limfangiografi serta sitoskopi.
(kanker pada wanita ,lina mardiana.halaman
: 24-26 penerbit penebar swadaya)
5.
Menentukan
stadium kanker rahim
Penentuan
kanker rahimdapat di urutkan stadium kanker( staging) ialah sebagai berikut :
a. Stadium
I kaker hanya tumbuh dibadan rahim
b. Stadium
II kanker telah menyebar keleher rahim
c. Stadium
III kanker telah menyebar keluar rahim tetapi masih berada didalam rongga
panggul
d. Stadium IV kanker telah menyebar keadalam
kandung kemih, kerektum, atau telah menyebar keluar rongga panggul.
Pemilihan
pengobatan bergantung pada ukuran tumor, stadium,pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan
pertumbuhan tumor, serta usia dan keadaan umum penderita. Metode pengobatan
dapat dilakukan pada kanker rahim ialah pembedahan, terapi penyinaran(radiasi)
dan kemoterapi. Pengobatan kanker rahim, dapat menyebabkan kerusakan pada sel
dan jaringan yang sehat. Karena timbulnya beberapa efek samping yang tidak
diharapkan. Efek samping tersebut bergantung pada berbagai faktor, diantaranya
jenis pengobatan dan luasnya pengobatan. ( biologi interatif, tety
setiowati,hal : 224)
B. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
Salah
satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah dengan mewaspadai
payudara dari segala kelainan, terutama yang berkaitan dengan benjolan pada
payudara. Kedajian kanker payudara cenderung makin meningkat dan usia penderitanya
pun semakin muda. (serba serbi kesehatan perempuan, Salika NS. Bukune:19)
Metode
ini seharusnya disebut mengenal payudara sendiri. Metode ini meliputi lankah
spesifik untuk rutin pemerisa payudara sendiri setiap bulan juga untuk
membedakan antara benjolan mencurigakan dengan benjolan payudara normal. Anda
tidak akan tau jika sebuah benjolan berubah atau tidak berubah kecuali anda
selalu memeriksa payudara stiap bulan selama masih mendapat menstruasi anda
harus melakuka pemeriksaan payudara sendiri sesudah haid. Ketika payudara tidak
terlalu sensitif dan begumpal.saat hamil,pemeriksaan sebaiknya dilakukan
sebulan sekali selam kehamilan. Jika anda menyusui lakukan pemeriksaan sebulan sekali usai menyusui, saat payudara tidak penuh
susu. Kemudian saat anda kembali lakukan pemeriksaan sebulan sekali sesuai
menstruasi dansetelah menyusui.jika anda
melewati menopouse lakukan pemeriksaan pada tanggal yang sama setiap
bulannya,misalnya setiap tanggal 1 tau 15.
The
american cancer society menganjurkan bahwa wanita berusia 20 tahun atau lebih
memeriksa sendiri payudara mereka setiap bulannya. Selama masa subur wanita,
waktu yang paling baik untuk memerikasa payudara adalah 7 sampai 10 hari
setelah haid, saat pembengkakan dan nyeri payudara telah mereda. Wanita yang
telah melewati masa menopause harus melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur sekali sebulan dengan
waktu sesuai keinginannya.
Tanda
dan Gejala
·
Terabanya benjolan atau penebalan
payudara, biasanya tidak nyeri
·
Pengeluaran rabas dari puting payudara,
berdarah atu serosa
·
Cekungan atau perubahan kulit payudara
·
Asimetri payudara
·
Retraksi atau adanya skuama pada puting
payudara
·
Tanda tanda stadium lanjut, yaitu nyeri,
pembentukan ulkus, dan edema.
Faktor Risiko
·
Usia,
Semakin lama wanita
hidup, semakin besar kemungkinan mengidap kanker payudara (Stein &
Zera,1991)
·
Riwayat keluarga
Wanita yang ibu atau
saudarinya (saudara dekat, keturunan pertama/first degree relatives)
pernah/sedang menderita kanker payudara, memiliki resiko paling sedikit dua
sampai tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan populasi umum (Stein
& Zera,1991).
·
Pengaruh hormon
Awitan haid sebelum
usia 12 tahundan nuliparitas atau kehamilan cukup bulan pertama setelah usia 35
tahun, atau awitan menopause yang lambat atau riwayat haid lebih dari 40 tahun.
·
Penyakit payudara jinak
Istilah penyakit
payudara fibrokistik mencakup berbagai macam macam diagnosis histologik, yang
sebagian tidak menambah resiko timbulnya kanker payudara
·
Pajanan Radiasi
Telah banyak bukti
bahwa radiasi dosis tinggi secara langsung berkaitan dengan peningkatan resiko
kanker payudara, terutama melalui studi terhadap para korban bom atom (Harries
et al.,1991). Hanya sedikit orang yang pernah terpajan radiasi dalam dosis
tersebut. Namun, pemakaian radiografi diagnostik, termasuk mamografi, belum
terbukti meningkatkan risiko.
(buku ajar Keperawatan perioperatif,
Barbara J. Gruendemann, Billie Fernsabner, EGC hal 191).
Teknik
Sadari
1. Inspeksi
di depan cermin
Perhatikan adanya
ukuran atau bentuk benjolan atau penebalan, ruam atau iritasi kulit lainya,
lesung atau kerutan kulit, rabas atu perubahan pada puting ( misalnya, posisi
atau kesimetrisan). Inspeksi payudara pada seluruh posisi berikut ini:
1. Berdiri
menghadap cermin dengan lengan relaks pada posisi tubuh atau tangan diletakkan
di pinggul, kemudian berputar ke kanan dan ke kiri untuk melihat sisi samping
(perhatikan adanya daerah yang datar dari sisi samping).
2. Menunduk
ke depan dari pinggang dengan lengan atas diankat melebihi kepala.
3. Berdiri
tegak dengan lengan diangkat melebihi kepala dan gerakkan lengan perlahan ke
atas dan ke bawah di samping tubuh. ( Perhatikan gerakan bebas payudara pada
dinding dada)
4. Tekan
tangan anda dengan kuat secara bersamaan setinggi dagu sementara siku diangkat
setinggi bahu.
2. Palpasi
: Posisi Berbaring
3. Palpasi:
Berdiri atau Duduk
·
Ulangi pemeriksaan pada kedua payudara
pada posisi duduk atau berdiri yang tegak lurus dengan satu lengan di belakang
kepala. Posisi ini memudahkan pemeriksaan dalam memeriksa area yang memiliki
persentase tinggi ditemukannya kanker payudara, bagian luar atas pada payudara
dan daerah ke arah ketiak.
·
Pilihan. Lakukan SADARI dengan posisi
tegak lurus di kamar mandi. Tangan bersabun memudahkan pemeriksaan pada kulit
yang basah.
Laporkan
adanya perubahan kepada penyedia pelayanan kesehatan denagn segera.
(Koizer & Erb, buku ajar praktik
keperawatan klinis. Barbara Kozier,dkk,. Hal 132)
PENANGANAN
MASALAH GANGGUAN SISITEM
REPRODUKSI
MASING MASING
1. Gangguan
pada Vulva/kanker Vulva
Terdapat 3 jenis penanganan dan pengobatan
a.
Pembedahan
1. Eksisilocal
luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan normal disekitar
kanker
2. Eksis local
radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal
disekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah
bening
3. Bedah laser
: mengguanakn sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker
4. Vulvektomi
skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker
5. Vulvektomi
simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva
6. Vulvektomi
parisal : dilakukan pengangkatan sebagai vulva
7. Vulvektomi
radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening
disekitarnya
8. Eksenterasi
panggul : jika kanker telahmenyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya, maka
dilakukan pengangkatan organ yang terkena ( misalnya kolon, rektrum atau
kandung kemih ) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.
Untuk pembuat vulva atau vagina
buatan atau setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari bagian kulit
dari bagian tubuh lainnya dan bedah pelastik.
b. Terapi penyinaran
Pada terapi
penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya untuk membunh
sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor. Pada radiasi eksternal digunakan
suatu mesin sebagai sumber penyinaran;
2. Gangguan pada vagina (kanker
vagina)
a.
Penanganan/pengobatan untuk keadaan prekanker (NIVA)
Untuk menentukan lokasi NIVA yang pasti, dilakukan pemeriksaan kolposkopi.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsy.
Pilihan pengobatan untuk NIVA:
1) Bedah laser untuk
menguapkan jaringan abnormal.
2) LEEP (loop
electroexcision procedure) : digunakan kauter panas untuk membuang lesi pada
vagina. Efektif untuk lesi yang kecil.
3)
Kemoterapi topical : digunakan kemoterapi (5FU/fluorouracil) yang dioleskan
langsung ke vagina setiap malam selama 1-2 minggu atau setiap minggu selama 10
minggu. Obat ini bisa menyebabkan iritasi vagina dan vulva.
NIVA tingkat rendah sering kali bisa menghilang dengan sendirinya, karena
itu pengobatan biasanya hanya dilakukan pada NIVA tingkat menengah atau tinggi.
b.
Pengobatan untuk kanker vagina
1)
Pembedahan
a) Bedah laser
b) Eksisi local luas : dilakukan
pengangkatan dan sebagian jaringan di sekitarnya. Untuk memperbaiki vagina bisa
dilakukan pencakokan kulit yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
c) Vaginektomi (pengangkatan vagina).
Jika kanker telah menyebar keluar vagina, dilakukan vaginektomi dan histerektomi radikal (pengangkatan
rahim, ovarium/indung telur dan
tuba falopii/ saluran indung
telur). Pembedahan tersebut bisa disertai dengan pengangkatan kelenjar getah
bening.
d)
Eksenterasi dilakukan jika kanker telah menyebar keluar vagina dan organ wanita
lainnya. Pada pembenahan ini dilakukan pengangkatan kolon bawah, rektum atau
kandung kemih (tergantung lokasi penyebaran tumor) disertai pengangkatan
serviks/leher rahim, rahim dan vagina. Setelah membedakan ini mungkin perlu
dilakukan pencangkokan kulit dan bedah plastic untuk membuat vagina buatan.
2)
Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X dosis tinggi atau sinar berenergi
tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Penyinaran yang berasal dari sebuah mesin disebur radiasi ektresna, sedangkan penyinaran yang berasal dari sebuah
kapsul/tabung yang mengandung zat radioaktif dan dimasukan ke dalam vagina radiasi interna.
3)
Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
tersedia dalam bentuk pil atau suntikan intravena
(melalui pembuluh darah). Kemoterapi merupakan pengobatan sintetik karena obat masuk ke dalam
aliran darah dan bergerak ke seluruh tubuh serta membunuh sel-sel kanker yang
berada di luar vagina. Pada kemoterapi
intravagina, obat kemoterapi di masukan langsung ke dalam vagina
Pengobatan
berdasarkan stadium
1) Pada tingkat klinik 0
dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi bedah krio (cryo surgery),
penggunaan sitostatika topical atau sinar laser
2) Pada tingkat klinik I
dan II : dilakukan operasi atau penyinaran. Operasi pada bagian atas vagina
dilakukan lebih luas sama dengan operasi karsinoma serviks uterus. Operasi pada
bagian bawah vagina mendekati operasi karsinoma vulva namun memerlukan
pertimbangan eksenterasi panggul posterior/anterior dengan kolostomi dan/atau
ureterosomi sehubungan dengan letak kandung kemih tau rectum yang sangat dekat
dengan vagina.
3) Pada pengobatan
embrional rabdomiorsarkoma pada anak-anak : kometerapi dengan peraturan VAC
(Vincristine, Actinomisin-D, dan Cytoxan/Endoxan)
4)
Khusus untuk kanker uranium yang berasal dari sela vaginal, pembedahan
konservatif masih dapat masih dapat dilakukan pada kanker ovarium stand
lanjutan jika secara makroskopis catrus dan uranium kontraktral masih belum
terlihat karena tumor ganas sel germinal ovarium sangat sensitive pengobatan
komotrafi.
Kesimpulan
:
Untuk penatalaksanaan/pengobatan
g 3 sistem reproduksi hamper semua sama tergantung pada :
§ Tingkat
keganasan/stand
§ Tingkat
penyebaran
§ Usia
§ Paritas
§ Lokasi G 3
§ Status
Fertilitas
§ Dan lain
lain
Jenis
penanganan
§ Operatif/pembedahan
§ Terapi
hormonal
§ Reaksi/penyinaran
§ Dan lain
lain
3. Gangguan
pada uterus
Gangguan
pada uterus biasanya terjadi pada lapisan jaringan uterus, lapisan dalam
endometrium yang paling sering adalah endometriosis. Lapisan luar adalah
lapisan otot yang disebut myometrium, gangguan yang sering timbul mioma uteri,
serta kanker uterus. ,
a)
Endometriosis
Menunjukan adanya jaringan endometrium fungsional disuatu tempat yang
abnormal, secara klinis endometriosis sulit dibedakan dari penyakit
peradanagn pelvis dan kista ovarium. Karena itu lebih baik dilakukan pemeriksaan
panggul dengan laparaskop untuk melihat dan menentukan luasnya penyakit.
Penatalaksanaan:
Tergantung pada lusnya penyakit, ada beberapa terapi yang dianjurkan :
·
Terapi hormonal
Terapi ini menimbulkan penghambatan pertumbuhan lesi lebih lanjut, sehingga
memungkinkan pertahanan tubuh ubtuk mengabsorpsi isi lesi dan menyebabkan
Fibrosisi.
- Danazol 200 mg, 2-4 kali
selama 3-12 bulan
- GnRH agonis, 200 µg
intranasal, 2 kali selama 3-6 bulan
- Gestrinon, 1-2 mg, 2 kali
dalam seminggu
Hasil
pengobatan memberikan efek samping masing-masing, semuanya hamper mirip,
mengurangi rasa nyeri dan mengurangi keparahan endometriosis, walaupun gejala
telah berkurang atau sembuh, masih memberikan kesan diperlukan pengobatan lebih
lanjut karena endometriosis dapat timul kembali ± 50% wanita dalam 5 tahun.
·
Terapi
pembedahan
- Lesi-lesi yang kecil dapat
diobati dengan elektrokauter/laser
- Lesi yang besar tergantung
pada stadium, usia pasien, keinginan punya anak,dan kesulitan operasi.
Pada wanita
yang tidak menginginkan kehamilan lagi histerektomi dan ooforektomi lebih
sesuai
b) Mioma uteri
Merupakan tumor yang paling umum pada traktus genitalis, tumor ini berasal
dari setiap bagian duktus muler, dan yang paling sering pada miometrium. Mioma
terjadi ± 5 % pada wanita masa reproduksi, lebih sering pada wanita nulipara
(punya satu anak). Setelah menopause ketika estrogen tidak lagi disekresi dalam
jumlah yang banyak mioma cenderung mengalami atropi.
Penatalaksanaan:
1. Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan
bedah. Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, stasus fertilitas, paritas,
lokasi, dan ukuran tumor. Mioma yang ditangani yang membesar secara cepat dan
bergejala yang menyebabkan infertilitas.
2. Secara umum penanganan miomi terbagi atas :
- Penanganan konserpatip, mioma ukuran kecil pada pra dan post
menopause
o Observasi
dengan pemeriksaan pelviks secara periodic setiap 3-6 bulan
o Anemia
-Pengobatan operatif
ü Miomektomi
=>pengambilan sarang mioma tanpa mengangkat uterus, operasi ini dilakukan
karena keinginan memperoleh anak kemungkinan kehamilan 30-50%
ü Histertomi
=> pengangkatan uterus, dapat dilaksanakan perabdominal atau pervagian.
ü Histerektomi
total dilakukan karena alas an mencegah timbulnya karsinoma sevisis uteri
ü Histerektimi
supravaginal dilakukan bila terdapat kesukaran teknis dalam pengangkatan uterus
3. Terapi mioma yang
lain adalah
- NSAIDS
- Terapi hormonal
- Androgen
- GnRH agonis dan antagonis
- Anti progestin
- Embolisasi arteri uterine
- miomektomi
- laparaskopi miomektomi
- ablasi endometrial
- miolisis
4. Gangguan
pada ovarium
Kanker
ovarium paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun atau 1:7,
kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah disekitarnya dan memalui
system getah bening bisa menyebar ke bagian panggul dan perut, sedangkan
melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru :
Penatalaksanaan
:
Pengobatan utama pada kanker ovarium
adalah dengan cara pembedahan yang ditujukan untuk mengangkat masa tumor dan
melakukan penentuan stadium (surgical staging).
a. Pembedahan radikal
§ Insisi kulit
vertical (midline) sampai melewati umbilicus
§ Inspeksi dan
palpasi seluruh organ intra peritoleal dan permukaan peritoneum rongga pelvis
dan ronggan abdomen atas.
§ Pengambilan
cairan asites bila ada atau bilasan rongga peritoneum dari empat tempat:
subdiagfragma, pelvis (cavum douglas), rongga parakolik kiri dan kanan.
§ Biosi
seluruh lesi yang dicurugai
§ Jika tidak
dijumpai masa di luar ovarium, dilakukan biopsy dibeberapa tempat dari peritoneum
di cavum douglas dan cekungan parakolik kiri dan kanan, peritoneum,kandung
kemih,mesentrium dan diagfragma.
§ Explorasi
rongga retroperitoneal.
§ Pengangkatan
kelenjar getah bening pelvis dan para aorta.
§ Bila
memungkinkan ovarium diangkat secara utuh.
§ Biopsi/reseksi
daerah perlengketan.
§ Total
abdominal hysterektomi dan salpingo-ooperektomi bilateral serta pengangkatan
seluruh massa tumor permukaan peritoneum rongga pelvis dan ronggan abdomen
atas.
§ Pengambilan
cairan asites bila ada atau bilasan rongga peritoneum dari empat tempat:
subdiagfragma, pelvis (cavum douglas), rongga parakolik kiri dan kanan.
§ Biosi
seluruh lesi yang dicurugai
§ Jika tidak
dijumpai masa di luar ovarium, dilakukan biopsy dibeberapa tempat dari
peritoneum di cavum douglas dan cekungan parakolik kiri dan kanan,
peritoneum,kandung kemih,mesentrium dan diagfragma.
§ Explorasi
rongga retroperitoneal.
§ Pengangkatan
kelenjar getah bening pelvis dan para aorta.
§ Bila
memungkinkan ovarium diangkat secara utuh.
§ Biopsi/reseksi
daerah perlengketan.
§ Total
abdominal hysterektomi dan salpingo-ooperektomi bilateral serta pengangkatan
seluruh massa tumor
b. Pembedahan Konservatif
Tindakan
bedah konservatif dilakukan pada beberapa kasus kanker ovarium stadium awal pada
wanita usia muda yang masih memerlukan pungsi reproduksinya.
Keuntungan lain dari
pembedahan konservatif ini disamping mempertahankan fungsi reproduksi juga
mempertahankan fungsi endokrin ovarium.
Ada beberapa dasar pertimbangan dalam merekomendasikan tindakan pembedahan
konservatif antara lain :
1. Rendahnya kejadian penyebaran sel ganas pada
ovarium kontralateral.
Dari pasien kanker ovarium stadium I yang telah dilakukan tindakan
pembedahan radikal,ternyata hanya 2,5 % yang dijumpai sel ganas pada ovarium.
2. Kekambuhan yang terjadi pada ovarium
yang tidak diangkat sangat rendah.
Dari penemuan pada saat relaparatomi penderita kanker ovarium stadium I
mengalami kekambuhan hanya 7 % pada ovarium yang ditinggalkan, dengan variasi
2,3 %- 23 % mengalami kekambuhan rongga peritoneum/ retroperitoneal.
3. Walaupun pasien kanker ovarium stadium
awal mendapatkan pengobatan ade kuat dengan pembedahan radikal dan
komotrapi objupant tidak semuanya alami penyembuhn sempurna . Angka
kelangsungan hidup 82 % dan angka kekambuhan 4-8 % secara umum keadaan ini
tidak berbeda dengan pembedahan konserfatif.
4. Kusus unuk kanker ovarium yang berasal dri
sel germinal, pembedahan konservatif masih dapat dilakukan pada kanker
ovarium stand lanjut jika secara makropis uterus dan ovarium kontra
internal masih belum terbuat, karena tumor ganas sel germinal ovarium
sangat sensitive terhadap pengobatan kemotrapi.
Comments
Post a Comment