Skip to main content

Asuhan Nifas Pada Minggu Ke 2 Post Partum

Asuhan Nifas Pada Minggu Ke 2 Post Partum


A.    Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin, 2006).

Tahap Masa Nifas,
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
a.    Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b.    Puerperium inter medial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
c.    Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu, berbulan – bulan dan bertahun – tahun.

B.     Tujuan Asuhan Masa Nifas
1.    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2.    Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3.    Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4.    Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Winkjosastro, 2008)

C.    Program dan Kebijakan Teknis dalam Asuhan Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi, menangani masalah-masalah yang terjadi.


Kunjungan dalam masa nifas antara lain :

Kunjungan    Waktu    Asuhan
I    6-8 jam post partum    Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
        Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
        Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
        Pemberian ASI awal.
        Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
        Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
        Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II    6 hari post partum    Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
        Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
        Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
        Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
        Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III    2 minggu post partum    Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV    6 minggu post partum    Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
        Memberikan konseling KB secara dini.


D.     Fisiologi Masa Nifas
Menurut Mochtar (1998) pada ibu nifas akan mengalami sebagai berikut :
1.    Involusio
Involusio adalah pulihnya kembali alat-alat genetalia dan jalan lahir setelah plasenta lahir sampai mencapai keadaan seperti prahamil
a.    Involusio rahim
Pengecilan rahim, karena :
•    Isi darah dalam rahim telah keluar
•    Otot – otot dinding rahim mengecil oleh proses autolysis (penghancuran jaringan otot) dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing
b.    Involusio tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata, kira-kira sebesar telapak tangan dengan tepat luka ini mengecil dan sembuh kembali setelah 6 minggu post partum
c.    Luka jalan lahir
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak ada infeksi, akan sembuh dalam waktu 7-10  hari
d.    Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas
e.    Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, ostium-eksternum dapat dilalui oleh 2 jari pinggir-pinggirnya tidak rata, retak-retak karena robekan dalam persalinan. Vagina yang sangat diregangkan waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukuran normal
Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai tampak kembali
f.    Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu
g.    Rasa sakit
After paints karena kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari post partum

2.    Lochea
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina pada masa nifas normal, bau anyir dan tidak busuk
a.    Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernix kaseosa, lanugo dan mekoneum selama 2 hari post partum
b.    Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir hari ke 3-7 post partum
c.    Lochea Serosa
Berwarna kuning, cair dan berdarah pada hari ke 7-14 post partum
d.    Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
e.    Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f.    Locheastatis
g.    Lochea yang tidak lancar keluarnya
(Mochtar, 1998 : 116)

3.    Laktasi
Masing – masing buah dada terdiri dari 15-24 labus yang terletak radiar dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap labus terdiri dari lobula yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu, tiap lobulus mempunyai cairan halus untuk menghasilkan dan mengalirkan air susu. Tiap lobulus mempunyai saluran halus untuk mengalurkan air susu, pembentukan ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berasal dari bagian depan kelenjar umbi.

Selama terbentuk zat ini hormons esterogen oleh uri pembentukan prolaktin terlambat. Dengan terhentinya pengaruh esterogen selama persalinan, maka produksi prolaktin meningkat keadaan ini menyebabkan kelenjar mammae membentuk ASI. Pembentuk ASI dimulai 3-4 jam post partum. Hormon oksitosin memegang peranan penting dalam mekanisme pengeluaran ASI dari seluruh kelenjar.
(Sarwono, 2002 : 238)   

E.    Penatalaksanaan pada minggu kedua post partum
Berdasarkan kebijakan program pemerintah pada masa nifas, maka perawatan yang diberikan pada minggu kedua post partum adalah :
1.    Latihan
a.    Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal
b.    Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan
Berikut adalah latihan-latihan dasar yang dapat dilakukan ibu nifas pada minggu kedua post partum :
    Menguatkan otot perut
Sebelum melakukan latihan peningkatan otot perut, penting untuk memerikasa luas dari peregangan otot perut. Mencegah peregangan otot perut dapat dilakukan dengan cara :
a.    Latihan Straight Curl Up
b.    Abdominal Sit Up
c.    Sit Up
d.    Diagonal Sit Up (Latihan pinggang)
    Kegiatan Aerobik
a.    Kegiatan aerobik yang ringan seperti jalan dapat dilakukan segera setelah ibu mampu, pada umumnya kira – kira setelah 1 minggu
b.    Aerobik yang lebih mengeluarkan energi biasanya dilakukan 40 hari post partum
    Gerakan mengangkat dan bergerak
a.    Setiap saat ibu akan meraih atau mengambil sesuatu objek yang lebih rendah, buka kedua kaki lebih lebar, dengan 1 kaki didepan kaki lainnya, dan bengkokan lutut, bawa objek mendekati ibu sambil meluruskan kedua lutut dan mengangkat. Jadi otot yang dipakai untuk mengakat adalah otot paha bukan otot punggung
b.    Ketiak mengambil objek, coba untuk mendorong sambil menarik. Gunakan kaki buka punggung dan bahu.
    Berputar
a.    Hindari setiap posisidimana ibu harus memutar pinggangnya dengan lutut lurus, walaupun hanya dengan putaran yang ringan
b.    Posisi alternatif yaitu duduk, jongkok, berlutut pada lutut sambil codong kearah yang diinginkan
c.    Ketika masuk atau keluar dari mobil belokan panggul ibu dan kembali dengan arah yang sama sambil menjaga punggung tetap lurus
d.    Ketika bangun tidur, pertama ibu berguling kesatu sisi, dan kemudian gunakan lengan untuk mendorong badan untuk bangun dari tempat tidur
    Jaga punggung ibu
a.    Coba untuk tidak menggendong bayi dengan menyokongnya pada pinggul, karena tulang belakang jadi berputar
b.    Memakai penggendong bayi, direkomondasikan dengan bantalan bahu untuk mensuport
c.    Mengganti popok dianjurkan untuk duduk disebelah bayi dari pada berdiri bungkuk

Kemudian ibu nifas minggu kedua post partum juga dapat melakukan senam nifas. Tujuannya :
a.    Mengurangi rasa sakit pada otot-otot
b.    Mengencangkan otot-otot perut
c.    Memperbaiki perdarahan
d.    Melancarkan pengeluaran lochea
e.    Mempercepat involusio
f.    Menghindari kelainan

2.    Gizi
Soal gizi ibu nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun masa nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan memproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral.
Pada dasarnya menu untuk ibu menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk pauknya lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu menyusui antara lain:
a.    Banyak makanan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari
b.    Pemakaian bumbum jangan terlalu merangsang, tidak pedas
c.    Tetap memperhatikan kecukupan gizi rata – rata (2900 kalori)
Ibu menyusui harus :
    Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
    Makan dengan diet berimbanguntuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
    Minum sedikitnya 3 liter air sehari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui)
    Pil zat besi (sulfas atau glukonas ferrosus) harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin (setelah melahirkan)
    Minum kapsul vitamin A (2000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada anaknya melalui ASI

3.    Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap diminum

4.    Perawatan payudara
a.    Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu
b.    Menggunakan BH yang menyongkong payudara
c.    Apakah puting susu lecet oleskan kolostrum pada sekitar areola
d.    Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam

5.    Keluarga Berencana
a.    Idielnya pasangan harus menunggu sekurang – kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
b.    Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko. Penggunaan kontrasepsi lebih lama, terutama apabila itu sudah haid lagi.
c.    Sebelum menggunakan metode KB hal – hal berikut sebaiknya dijelaskan dulu kepada ibu :
1)    Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan
2)    Kelebihan
3)    Kekurangan
4)    Efek samping
5)    Bagaimana menggunakan metode ini
6)    Kapan metode itu dapat digunakan untuk perempuan pasca bersalin yang menyusui
d.    Jika seseorang ibu telah memilih metode KB tetap ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu itu dan untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik

DAFTAR PUSTAKA


Saiffudin. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono, JNPKKR
Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan.  EGC
Depkes RI Dirjen Binkesmas. 2000. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar,.Dirjen Binkesmas
Hanifa, Winkjosastro. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono: Jakarta
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilit I. EGC
Depkes RI. 2003. Standart Pelayanan Kebidanan Buku I. Depkes RI: Jakarta

Comments

  1. salam kenal ,, hai kka sya acha dari akbid yogjakarta. boleh kenalan gak ,, postingan kka membantu bgt,, makasih ijin copy hehe ... sya baru masuk semester 1 ini,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya... salam kenal juga.. saya dari poltekkes lampung, sama sama.. and makasih udah mengunjungi blog ini....^_^||

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN 1. Prinsip Pendokumentasian a. Pengertian : Prinsip adalah suatu hal yang diyakini, yang mendasari sesuatu hal tersebut. Yang sifatnya tidak bisa dirubah. Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi, data fakta yang bermakna dalam pelaksanaan kegiatan (Management Kebidanan Depkes RI, 1995) . Manajemen Kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan yang memberikan arah / kerangka kerja dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien Prinsip Dokumentasi Manajemen Kebidanan, adalah Suatu hal

PYELONEFRITIS AKUT KRONIS

PYELONEFRITIS AKUT KRONIS A.      Definisi Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436). Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668) Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu : 